Senin, 17 Oktober 2011

Espass - executive pas-pasan

Emang ga gampang jadi executive. Semua atribut yang menempel juga ahrus disesuaikan. Salah satunya pulpen. Kenapa hal ini penting, karena salah satu tugas executive adalah menandatangani dokumen. Nah urusan yang satu ini aku termasuk yang kasih atensi khusus. Aku harus punya trade mark khusus yang membedakan tanda tanganku dari orang lain.

Kebetulan mertuaku punya banyak pulpen bekas. Aku sebut pulpen sebenarnya juga kurang tepat. istilah yang benarnya adalah fountain pen. Jadi pulpen yang menggunakan tinta cair. ternyata tehnologi sudah berkembang sedemikian rupa sehingga bentuk dan tehnologi yang digunakan juga cukup maju. Kalau jaman dulu pulpen menggunakan pompa yang harus dipijat untuk memompa tinta naik kedalam pipa penyimpan tinta. Maka sekarang ini pompa tidak dengan dipencet melainkan diputar, sehingga tinta akan naik dengan sempurna.

Dari begitu banyak pulpen yang ada beberapa ternyata masih bagus. Bahkan ada yang belum pernah digunakan sama sekali. Sepertinya dijadikan koleksi, kerena memang mata tintanya terbuat dari emas 14 karat. Tetapi bagiku lebih baik digunakan saja daripada disimpan sebagai koleksi. Dengan digunakan justru nilai tambahnya semakin naik, karena pernah digunakan oleh calon presiden ke 10.

Karena itu aku bawa 2 jenis yang masih bagus ke kantor. Satu merk Parker dan sebuah lagi merk Sheafer. Ketika istirahat kantor aku berniat pergi ke Gramedia Plaza Semanggi untuk mengganti pompa dengan jenis yang diputar. Ternyata setelah naik busway dan inginnya bisa jalan tembus ke plaza semanggi ternyata jembatan yang begitu panjang membawaku ke depan polda metro. Tadinya kupikir ada jalan tembus ke plaza semanggi, ga taunya malah lebih jauh. Bah....gini rasanya jadi espass....Setelah nyampe di Gramedia ternyata disitu ga ada barang dicari. Ini Gramedia kedua yang kudatangi setelah yang di PIM.

Baju udah basah kuyup keringatan, perut lapar blom makan siang. Hm....gini ya rasanya....
Aku balik kekantor tanpa hasil. Aku berniat pulang kantor mampir ke Gramedia Grand Indonesia. Sapa tahu disana ada barang yang kucari.

Sepulang kantor jam setengah enam aku langsung cabut ke Grand Indonesia naik kopaja. Karena kulihat yang naik busway sudah ngantri panjang di haltenya.

Sesampai di Gramedia ternyata barang yang kucari ada disana. Bahkan banyak lagi stocknya. Aneh juga hal ini, ditempat lain ga ada stock disini malah berlimpah. Si mbak penjaganyanya langsung mengenali pulpen yang kubawa sebagai barang vintage. Katanya pulpen milikku itu sudah tidak keluar lagi serinya. Tetapi ternyata pompa yang ada bisa muat di pulpen milikku.

Senang rasanya mendapatkan barang yang kucari. Besok sudah bisa deh aku gunakan dikantor. Untuk tintanya sendiri sudah aku beli kemarin di PIM. Aku memilih tinta berwarna ungu salah satu warna favoritku. Dan yang pasti menjadi pembeda tanda tanganku dengan orang lain di kantor.

Hhh gini rasanya jadi espass...penuh perjuangan.....