Sabtu, 08 Januari 2011

Soul

Dimana letaknya soul atau jiwa?


Para peneliti telah melakukan riset mutakhir untuk menemukan dimana letaknya soul atau jiwa. Sebagian besar otak manusia telah diteliti dan 90% telah berhasil dipetakan. Tetapi para ahli belum berhasil menjawab dimana dan bagaimana jiwa terbentuk.

Kita telah mengetahui begitu janin terbentuk maka akan ada jiwa yang mendiami tubuh fisik tersebut. akan tetapi darimana dan kemana setelah terlepas dari tubuh fisik masih menjadi teka-teki sampai saat ini.

Saat ini orang sudah bisa membuat robot yang semakin lama semakin cerdas. Robot berbeda dengan benda mekanis lainnya. Jika benda lain diprogram untuk suatu pekerjaan tertentu maka gerakan dan pola yang terbentuk akan bersifat statis atau tetap. Lain halnya dengan robot dimana diciptakan dan diprogram untuk dapat berpikir dengan sendirinya. Tehnologi robot saat ini juga sudah merekayasa dan mengambil 'living tissue' atau jaringan tubuh manusia.

Ketika robot sudah bisa berpikir untuk dirinya sendiri apakah bisa dikatakan robot tersebut telah memiliki jiwa. 

Saat ini kemajuan tehnologi sudah sampai pada nano tehnologi. Dimana mesin dapat dibuat dalam skala yang sangat mikro. Manusia mulai memasukkan atau implant mesin kedalam tubuh mereka. Misalnya jantung buatan. Secara tidak langsung hal ini membuat manusia mulai menjadi setengah robot atau dikenal dengan istilah cyborg. Ketika nantinya sudah semakin banyak mesin yang digabungkan fungsinya dengan tubuh manusia, apakah masih bisa disebut manusia atau mesin?

Di film science fiction "Artificial Inteligence" besutan Steven Spielberg digambarkan dunia dimasa depan antara manusia dan mesin sudah saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Ada bagian yang mengharukan dalam film tersebut, dimana sang robot merasakan kehilangan ibunya yang tak lain adalah manusia (sang ibu manusia mengadopsi robot ini sebagai anaknya). Sampai terjadi adegan dimana cyborg tersebut menitikkan air mata karena sedih tidak bertemu ibunya.

Apakah cyborg yang demikian bisa dikatakan mempunyai jiwa? Menurut saya dalam pandangan saat ini bisa dikatakan manusia dan cyborg tersebut berada pada taraf kedudukan yang sejajar. Karena misteri dari soul/jiwa ini belum bisa dipecahkan oleh manusia. Sehingga perlakuan baik kepada manusia maupun cyborg tersebut seharusnya sama. Kecuali suatu hari nanti sudah berhasil ditemukan darimana soul/jiwa berasal maka mungkin hal itulah yang menjadi perbedaan antara manusia dan robot. 

Jumat, 07 Januari 2011

Misteri Kematian

Salah satu misteri terbesar umat manusia sampai saat ini adalah kematian. Kenapa manusia harus mengalami kematian. Kemana jiwa ini pergi setelah mati.

Sampai saat ini belum ada yang mampu menjawabnya secara ilmiah. Jawaban yang ada bersifat filosofi dan teologis. Misalnya dalam tradisi Islam malaikat pencabut nyawalah yang bertugas mengambil ruh manusia.
Bagi kalangan ilmuwan hal ini dirasakan belum memberikan jawaban yang memuaskan.




Sejak abad pertengahan manusia selalu berusaha mengungkap rahasia kematian. Tapi sampai saat ini belum ada satupun yang berhasil. Dengan berbagai metode mulai dari yang bersifat mistis sampai dengan penggunaan tehnologi canggih, manusia selalu berusaha mengungkap rahasia kematian.

Dalam literatur Budha dikisahkan seorang raja menitipkan pesan pada kerabatnya yang akan meninggal bila memang ada dunia setelah kematian agar memberitahu kepadanya. Tetapi kabar yang ditunggu tidak kunjung tiba. Salah seorang pesulap terkenal Houdini ketika mendekati ajal memberitahu keluarganya akan memberikan sinyal dari alam sana. Tetapi sinyal yang ditunggu  tidak kunjung tiba.

Para peneliti di barat telah merancang alat penangkap ruh. Alat ini dipasang pada orang yang akan meninggal. Dengan menggunakan semacam alat yang kedap udara, mereka berharap dapat menangkap ruh yang keluar dari tubuh yang ditinggal pergi. Tapi sampai hari ini percobaan ini masih belum menunjukkan hasil.

Sehingga kematian sampai saat ini masih merupakan salah satu misteri terbesar umat manusia. Apabila misteri ini bisa dipecahkan maka akan membuka wilayah yang belum terpikirkan sebelumnya.

Saya percaya suatu waktu nanti misteri ini akan bisa dipecahkan dan pada saat itu kedamaian atau justru kehancuran akan menimpa umat manusia.

Gayus, master of the mind

Gayus  masuk berita lagi. Kali ini diungkap oleh seorang Devina di harian Kompas mengenai plesir Gayus ke Singapura, Malaysia dan Macau. Kali ini Gayus terlihat kesal ketika kasus ini diangkat oleh media. Apa yang membuatnya kesal belum diketahui secara pasti. Apakah karena ia merasa dipojokkan karena baru saja mengajukan pledoi yang cukup keras, atau dia takut ketahuan lokasi hartanya disembunyikan. Tetapi yang pasti hal ini membuat banyak orang makin apatis dengan penegakan hukum di negeri ini.

Gayus tentu tidak berdiri sendirian. Dibelakangnya pasti ada mafia yang melindunginya. Karena tidak mungkin seorang Gayus yang pegawai biasa di Dirjen Pajak bisa melakukan banyak hal yang spektakuler untuk ukurannya. Namun demikian sampai saat ini kita belum mendengar siapa mafia yang ada dibelakang Gayus. Kenapa sampai saat ini aparat hukum kita belum bisa menguak misteri ini.

Hal ini menimbulkan banyak prasangka buruk terhadap aparat penegak hukum kita. Dugaan yang paling kuat adalah kemungkinan adanya keterlibatan aparat hukum dalam masalah ini. Adanya konflik kepentingan dari banyak pihak telah menjadikan kasus ini sebagai komoditas politik yang gurih.

Jika kasus ini dijadikan komoditas politik hanya untuk para elit sebenarnya tidak menjadi masalah. Tetapi karena kasus ini sudah diekpos secara luas yang mungkin tidak disadari oleh para politisi dan pejabat bahwa hal ini bisa mengakibatkan semakin turunnya standar moral bangsa ini. Secara bawah sadar rakyat diteladani bahwa kasus semacam ini adalah hal yang biasa. Sehingga secara tidak sadar rakyat menjadi terbiasa dengan hal ini.

Pesan bawah sadar ini diterima beragam oleh rakyat. Bagi mereka yang pragmatis hal ini menguatkan karena sejalan dengan pemikiran mereka. Sementara disisi lain bagi mereka yang tidak sejalan dengan hal ini akan menyimpan perlawanan dalam alam bawah sadar mereka.

Dalam proses selanjutnya jika lebih banyak orang yang seirama dengan pola yang ada, tidak perduli dan melakukan pembiaran terhadap berbagai kasus hukum yang ada. Maka tentunya akan makin banyak kasus hukum dalam skala yang lebih besar, akan tetapi rakyat menjadi terbiasa dan merasakan hal tersebut memang lumrah terjadi dan bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Lain halnya jika lebih banyak orang yang memendam perlawanan dalam alam bawah sadar mereka. Hal ini bisa menjadi bom waktu yang menakutkan. Kejadian Mei 1997 saat kejatuhan rejim Soeharto adalah contoh bom waktu kesadaran semesta yang meledak. Perlawanan alam bawah sadar yang dipendam sekian lama selama Soeharto berkuasa akhirnya meledak dengan dahsyat.

Berdasarkan pengalaman yang ada, jangan sampai kasus Gayus dan lainnya ini memupuk bom waktu yang bisa meledak setiap saat. Karena bila hal itu terjadi maka daya ledaknya bisa lebih dahsyat dari kejadian Mei 1997. Kenapa bisa lebih dahsyat, karena kesadaran semesta jaman reformasi ini lebih kuat  dibanding jaman ORBA dahulu. Semoga hal tersebut tidak akan terjadi....Amiin