Rabu, 28 Desember 2011

Kenapa orang Bule lebih pintar dari kita

Itu pertanyaan yang sudah lama berkecamuk dihatiku. Apa bedanya kita dengan mereka. Sama-sama punya panca indra dan hanya terdiri dari dua jenis pria dan wanita. Tapi kalau melihat perkembangan di dunia bisnis, tehnologi dan segalanya mereka lebih unggul dari kita. Okelah...saat ini mereka sedang terpuruk. Akan tetapi aku yakin mereka akan segera recover dan melesat lebih jauh lagi.

Menurutku ada beberapa hal yang membuat mereka lebih maju dari kita.

1. Pikiran mereka lebih terbuka dari kita.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat kesejahteraan dan pendidikan. Semakin sejahtera dan tinggi pendidikan seseorang maka pola pikirnya juga semakin terbuka. Dengan adanya pikiran yang terbuka ini maka segala hal akan lebih mudah ditolerir. Semua penemuan besar dilakukan oleh orang barat. Sedangkan orang kita cukup sebagai penikmat saja.

2. Rasa ingin tahu/Curiousity.
Rasa ingin tahu orang barat sangat tinggi. Oleh karena itu segala hal telah mereka lakukan untuk menjawab segala yang tidak/belum diketahui. Contohnya untuk mengetahui alam kekayaan Indonesia kita harus melihat referensi dari barat.

3. Progress thorugh Sharing.
Nah yang ini yang paling menonjol menurut saya yang melekat pada sifat mereka yang tidak saya temui di orang Indonesia. Coba lihat channel youtube. Hampir semua hal yang ingin kita ketahui ada disana. Yang paling banyak posting adalah orang bule. Jadi gampang saja jika kita kesulitan biasanya kita berpaling ke mbah google atau mbah youtube.

Dan banyak lagi saya pikir yang membuat mereka lebih maju dari kita. Salah  satunya yaitu dengan membuat blog ini. Dengan cara membuat blog maka kita bisa berbagi dan sharing tentang segala hal. Saya bercita-cita akan membangun komunitas blogger yang kuat dan mempunyai channel youtube sendiri. Karena itu saya sudah memulainya dari sekarang. Saya menghimbau siapa saja yang membaca tulisan ini untuk ikut menulis blog. Tuliskan apa saja yang ada dalam pikiran kita. Karena akumulasi dari pikiran itulah yang akhirnya akan membentuk pemikiran-pemikiran baru.

Selasa, 27 Desember 2011

Atheist

Aku dibesarkan dalam lingkungan yang cukup religius. Dari kecil aku dileskan untuk membaca Al' Quran. Seingatku kelas 4 SD aku bisa hatam Qur'an. Selanjutnya perjalanan hidupku dalam kaitannya dengan kehidupan beragama mengalir dengan sendirinya.

Tetapi dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku banyak mempertanyakan banyak hal. Dikemudian hari semua pertannyaan ini ternyata memang pertanyaan yang sampai saat memang belum ada jawabannya. Kenapa kita ada didunia ini. Apa tujuan kita dan kemana kita setelah mati. Kenapa manusia harus mati dan sebagainya.


Memasuki kehidupan remaja dan dewasa awal kehidupan beragamaku semakin memudar. Waktu yang masih kuingat sebagai momen pembebas adalah ketika orangtuaku ditugaskan keluar negeri. Saat itu aku ikut dengan mereka dan mengambil program S-2 ku disana. Disana aku pertama kali makan daging babi secara sadar. Hal itu sebagai simbol kebebasan diriku dari agama yang kuanut selama ini.


Aku teringat ketika suatu saat di bulan puasa biasanya di KJRI mengadakan tarawehan bersama. selesai sholat taraweh diadakan diskusi mengenai berbagai topik keagamaan. Aku dalam hal ini banyak bertanya menganai hal-hal yang mungkin bagi orang lain tidak lazim. Misalnya aku bertanya, Kabah adalah pusat dalam menunaikan ibadah haji. Jika suatu saat dunia ini sudah penuh dan orang mulai tinggal diluar bumi. Rasanya janggal jika kita harus naik haji dari planet lain ke bumi.


Pertannyaan lainnya, kenapa daging babi haram. Kalau karena alasan parasit, maka penjelasan itu sudah tidak lagi relevan saat ini. Lebih aneh lagi di agama Kristen yang diakui sebagai pendahulu Islam malah dib0olehkan.


Geli rasanya kalau mengingat masa itu. Karena aku dan Papaku berdebat panjang mengenai hal itu. Untunglah Papa ku seorang yang cukup moderat. Sehingga walalupun berbeda pendapat denganku, dia masih bisa mentolerir sikap dan pendirianku.


Aku memang selalu tertarik dengan masalah yang berhubungan dengan spiritual. Karena hal tersebut merupakan masalah hakiki tentang keberadaan diri kita. Untuk apa kita hidup dan memberi makna akan kehidupan kita ini. Aku secara logika dan emosional tidak bisa emnerima begitu saja apa yang diajarkan oleh agamaku. Ingin rasanya seperti orang lain yang bisa menerima kehadiran agama dan menjalankan dengan sepenuh hati. Tetapi hati kecil sejati tidak bisa dipaksakan. Ada rasa penolakan dari dalam diriku karena memang kurasakan tidak sesuai dengan hati nuraniku.


Atheist....merupakan kata yang cukup menggangu ditelingaku. Sampai minggu lalu aku secara tidak sengaja membaca artikel tentang Richard Dawkins. Aku baru pertama kali ini mendengar namanya. Dia seorang ahli biologi evolusionist dan seorang atheist. Sebenarnya aku secara sepintas melihat bukunya God Delusion yang dipajang dirak jika aku mampir ke toko buku. Akan tetapi karena aku belum familiar dengan namanya sehingga aku tidak tertarik untuk membacanya.


Setelah perkenalan virtualku dengan Richard Dawkins yang ternyata mempunyai website dan channel youtube sendiri, aku semakin mengenal dirinya. Dia berusaha untuk membangkitkan awareness manusia untuk mengakui bahwa paham atheist itu sama sejajar dengan paham agama lainnya. Gerakan yang dilakukan dianalogikan sebagaimana halnya gerakan feminis dan gay dimana saat ini orang sudah mulai aware dengan paham yang dibawa oleh para feminis dan gay.


Aku tertarik dengan gagasannya dan bergabung dengan gerakannya, walaupun aku tidak tahu dengan cara apa aku menyumbangkan tenaga untuk organisasinya. Aku berniat untuk membangun gerakan ini di Indonesia, walaupun ada sedikit keraguan dalam diriku mengingat cara berpikir masyarakat yang masih jauh dari demokratis dalam hal kehidupan beragama.



Dua Aliran Besar (eksistensialis vs evolusionis)


Sampai saat berkembang dua kelompok besar dengan variannya yaitu kelompok eksistensialis dan kelompok evolusionis. Kelompok eksistensialis dikenal dengan paham yang mempercayai adanya Tuhan. Karena mereka mempercayai bahwa dunia ini dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan. Kelompok ini berakar dan berpegang kuat pada teologi agama.


Sedangkan kelompok evolusinis percaya bahwa adanya dunia ini terjadi dengan sendirinya tanpa campur tangan Tuhan. Dimana isinya yang terdiri dari berbagai macam mahluk hidup terjadi karena proses evolusi yang panjang. Dalam hal ini Charles Darwin merupakan pelopor teori evolusi yang terkenal itu yang menyatakan bahwa manusia adalah merupakan hasil evolusi dari kera. Kelompok ini lebih mendahulukan ilmu pengetahuan dalam menjawab semua persoalan manusia.


Yang menjadi masalah, sampai saat ini kedua pihak belum ada yang bisa membuktikan teorinya secara nyata. Akibatnya sampai saat ini kedua kubu masih terus memperdebatkan hal ini. Menurutku hal tersebut adalah hal yang baik dan sehat karena dengan demikian kita bisa saling menggali ilmu yang ada. Akan tetapi menurutku ada perbedaan cara pandang antara yang percaya Tuhan dan tidak.


Ketika kita percaya akan adanya Tuhan maka pencarian kita akan nilai-nilai kemanusian berhenti. Karena semua nilai tersebut sudah disediakan oleh Tuhan dalam bentuk kitab suci agama-agama yang ada. Tidak demikian halnya dengan ilmu pengetahuan. Ketika kita dihadapkan pada suatu situasi yang sulit atau memerlukan jawaban. Maka jawaban tersebut kita cari dengan metode ilmu pengetahuan yang ada sampai ketemu jawabannya. Sehingga semua persoalan manusia bisa dijawab secara akal dan logika. Kita semua sampai pada abad ini dengan bantuan akal dan ilmu pengetahuan.



Moralisme Atheis


Pertanyaan yang sering hinggap dipikiran orang yang non-atheis adalah masalah moralisme. Bagaimana jika seandainya tidak ada Tuhan. Bagaimana kita mengukur moralitas manusia. Bagi paham Atheis agama tidak identik dengan moralitas. Karena banyak pembunuhan dan penganiayaan yang dilakukan atas nama agama. Mengenai dasar moralitas banyak hal dilakukan tidak selalu semata atas dasar agama. Banyak undang-undang yang lahir tidak atas dasar agama tertentu, tetapi lebih karena norma dan etika dalam masyarakat.


Misalkan saja mengenai perlakuan hewan poting sapi yang diprotes keras oleh Australia. Bagi masyarakat Australia tingkat awareness mereka lebih tinggi daripada bangsa kita. Sehingga hal yang demikian dianggap tidak manusiawi. Akan tetapi bagi masyarakat kita hal tersebut merupakan hal yang biasa. Rasa manusiawi tersebut berkembang sejalan dengan waktu dan proses pendewasaan masyarakat secara alamiah. Sehingga semua aturan yang logis dan masuk akal dibuat untuk kepentingan manusia tanpa selalu harus mendasarkan pada aturan agama tertentu.


Orang sering berpikiran, jika tidak ada Tuhan maka bisa seenaknya saja berbuat dan bertindak anarkis. Kalau masalah itu jangankan tidak ada Tuhan, sekarang saja Tuhan sudah ga dianggap makanya tindakan anarkis ada dimana-mana. Apalagi tidak ada Tuhan. Jadi bukan masalah ada atau tidak ada Tuhan. tetapi lebih kepada aturan yang mengikat manusia tersebut. Tanpa aturan dan hukum yang jelas tentu saja manusia akan bertindak anarkis ada ataupun tidak ada Tuhan.



Becoming Atheis


Menjadi seorang Atheis merupakan pembebasan diri yang sejati. Karena kita tidak lagi berada dalam kungkungan dan ikatan dengan apapun. Kita bebas berpikir dan bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Tidak lagi dibatasi oleh tahyul dan larangan-larangan yang bersifat supertitious. Kita bisa berpikir sangat rasional dan mempertanggung jawabkan semua tindakan dan perbuatan kita dengan sadar. Tidak dengan enaknya menyalahkan Tuhan dan membebankan semua kesalahan pada Tuhan jika menemui hambatan dan kesulitan.


Setiap masalah akan dihadapi dengan akal sehat dan dicari jalan keluarnya dengan kekuatan akal manusia dan tidak menyandarkan sepenuhnya kepada kekuasaan Tuhan.


Kita akan mencapai kakikat manusia secara utuh. Tidak lagi dipengaruhi oleh bayangan surga dan neraka. Tidak lagi ditakuti oleh dosa-dosa dan hukuman dari Tuhan.


Semua kekacauan dan kehancuran di dunia ini tidak akan terjadi, karena manusia tidak akan saling menghancurkan atas nama agama. Manusia akan hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusia yang didasarkan pada akal dan logika sebagai manusia saat ini, tidak oleh nilai-nilai ribuan tahun yang lalu.









Jumat, 23 Desember 2011

Panggilan Interview (behind the scene)

Ketika pertama kali kita menerima panggilan interview, berjuta rasanya seperti orang yang jatuh cinta. Jantung berdegup lebih kencang, mata berbinar dan badan terasa ringan. Pengen rasanya loncat-loncat kegirangan dan berteriak sesukanya. Karena panggilan interview yang selama ini ditunggu akhirnya ada yang nyangkut. Maklum udah ratusan surat lamaran dikirim tetapi baru ini yang nyambung.

Itu dari segi pencari kerja yang selalu harap-harap cemas ketika mengiirimkan surat lamaran. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi dengan proses seleksi untuk sampai pada tahap interview. Karena aku pernah menjadi pencari kerja sejati dan sekarang berbalik perannya menjadi rekruiter alias menyeleksi orang untuk di interview. Karena aku di kantor selain bekerja di bagian keuangan merangkap sebagai HRD. Nah berikut ini kisahku sehingga kamu bisa tahu cerita yang terjadi di balik layar proses rekrutment.

Disini aku akan memaparkan proses yang terjadi jika kita menggunakan jasa headhunter. Jadi buat kamu-kamu yang melamar kerja lewat head hunter mungkin bisa jadi referensi.

Hal-hal berikut urutan proses yang biasa aku kerjakan ketika membutuhkan tenaga kerja.

1. Kontak dengan headhunter.
- Aku kontak dengan headhunter untuk meminta kandidat yang diperlukan.Kemudian aku mengisi form dari headhunter mengenai kriteria calon tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Headhunter mengirim profil kandidat.
- Disini aku mendapatkan email dari headhunter berupa profil kandidat yang match dengan yang kuminta.
3. Permintaan kepada headhunter untuk mengatur jadwal interview.
- Setelah diskusi internal dengan manajemen, maka dari beberapa kandidat yang ada akan dipiih beberapa orang untuk dipanggil interview.

 Tips:
a. Update profil di headhunter 6 bulan sekali.
Jika kamu pernah kirim CV ke headhunter dan tidak pernah dipanggil selama enam bulan. Maka kirim lagi CV yang update. Karena bisa jadi CV kita sudah masuk keranjang sampah. Itulah kenyataanya, karena begitu banyak manusia yang rebutan pekerjaan, sehingga lebih mudah membuka lowongan dan menyaring kandidat baru daripada buka arsip. Lagian buka database bisa jadi sudah basi, alias calon pekerja sudah kerja di tempat lain.

b. Kirim thank you letter via email kepada interviewer.
Walaupun hal ini kurang lazim dinegara kita. Tetapi jika kita melakukan hal itu, tentu menjadi nilai tambah. Karena tidak semua orang yang di interview bisa tahu email interviewernya. Tentu untuk tahu kita hanya perlu tanya si headhunter apa email orang yang menginterview dari perusahaan.

c. Kok lama yah ga ada kabar.
Don't worry kalau ternyata lama setelah interview tapi belom ada kabar. Karena ternyata perusahaan yang merekrut juga terlalu perhatian sama kandidat. Itu juga yang terjadi pada saya. Setelah interview saya mengerjakan tugas-tugas rutin seperti biasa, Sama sekali tidak kepikiran tentang interview yang baru saja dilakukan. Padahal dulu waktu saya abis interview rasanya sulit memejamkan mata. Karena terus menimbang bagaimana hasilnya nanti. Padahal ternyata business as usual saja. Jadi kita aja sebagai pencari kerja yang kepikiran. Sedangkan dari pihak perusahaan biasa-biasa aja tuh.

Jadi tenang aja kalo lama belum dipanggil. Karena ya memang kadang lagi pada sibuk dengan urusan lain.

Nah gitu deh sepenggal sharing...ntar deh diterusin lagi...